Latest Updates

Hacker masih suka menyerang lewat DDOS

Hacker masih suka menyerang lewat DDOS
  
Hacker masih suka menyerang lewat DDOS

Dalam hirarkinya, DDOS disebut merupakan jenis serangan paling mudah yang bisa dilakukan hacker untuk merusak sasarannya. Hingga kini, serangan jenis itu pun tercatat masih yang paling laris digunakan.

Seperti yang dilansir oleh ZDNet (28/1), menurut laporan internet global pada kuartal ketiga 2013 yang dikeluarkan oleh Akamai, DDOS tercatat masih jadi salah satu jenis serangan yang paling banyak dilakukan oleh hacker seluruh dunia. Tercatat, ada sekitar 281 serangan yang dilancarkan hacker selama kurun waktu tersebut.

Namun begitu, jumlah serangannya sendiri tercatat menurun dari kuartal sebelumnya. Di enam bulan sebelumnya, ada sekitar 318 serangan DDOS.

Hal ini merupakan yang pertama kalinya terjadi penurunan dalam jumlah serangan DDOS di dunia. Meski begitu, jumlah serangan secara umum tercatat meningkat.

Tandanya, hacker sekarang memiliki banyak cara untuk menyerang sasaran yang ditujunya. DDOS pun sepertinya mulai banyak ditinggalkan meski saat ini masih banyak jadi pilihan para peretas pemula.
DDOS sendiri adalah jenis serangan dengan mengirimkan paket trafik dalam jumlah besar ke server dengan tujuan membuat beban kerjanya berat sehingga server down atau rusak. Kelemahan serangan ini adalah harus dilakukan secara masif dan berkelompok, tidak bisa secara individu.

Dari data yang sama, jika pada kuartal sebelumnya Indonesia jadi sumber serangan hacker terbesar dunia, hal ini tak terjadi sekarang. Indonesia harus mengakui keunggulan China sebagai negara dengan sumber serangan hacker terbesar dengan persentase 35 persen seperti dikutip dari ZDNet (28/1).

Kartu Memori SD Card Tak Seaman Yang Anda Kira!

Kartu Memori SD Card Tak Seaman Yang Anda Kira!

Kartu Memori SD Card Tak Seaman Yang Anda Kira!

Liputan6.com, Salah satu jenis kartu memori yang banyak dipakai saat ini adalah SD card. Kartu memori ini banyak digunakan di perangkat mobile seperti laptop, kamera digital, hingga smartphone. Namun jangan salah, SD card juga tidak aman.
Dua peneliti keamanan Andrew Huang dan Sean Cross telah menemukan cara untuk meng-hack SD Card. Mereka menemukan celah keamanan yang dapat membahayakan pengguna. Celah ini memungkinkan seseorang melihat data yang ada di dalamnya.

Seseorang dapat memotong data yang sedang ditransfer dari satu lokasi ke lokasi lain dan memodifikasinya. Bahkan seseorang secara diam-diam dapat menyalin data, memodifikasi data penting seperti password, bahkan menjalankan software berbahaya.

Huang dan Cross memaparkan temuan tersebut pada acara Chaos Communications Congress 2013 di Jerman dan juga melalui postingan blog. Di blognya Huang menjelaskan bahwa SD card memiliki chip komputer yang disebut micro controller yang firmware-nya dapat dimodifikasi.
"Seseorang dapat mengubah kapasitas ruang penyimpanan pada kartu tanpa mengubah kapasitas ruang sebenarnya. Ini berarti Anda bisa menjual kartu 2GB sebagai kartu 4GB, dan komputer Anda tidak akan melihat perbedaannya," tulisnya.



Celah berbahaya tersebut tidak hanya mengancam kartu memori jenis SD card, tetapi juga karu memori berbasis flash lainnya. Seperti SSD (solid-state drives) yang dipakai sebagai pengganti hard disk PC, atau eMMC (Embedded Multimedia Controller) yang digunakan pada smartphone. Demikian dilansir Cnet.
Kedua peneliti keamanan itu menguji teori reverse-engineering pada chip controller. Awalnya mereka mempelajari bagaimana micro controller menerima dan menjalankan firmware baru, lalu mempelajari perintah (command) yang berjalan dalam chip.

Kabar baiknya, menurut Huang, SD card bisa diprogram ulang menjadi micro controller yang jauh lebih murah seperti Arduino system.